Bangun Persatuan Bangsa, Itet Tridjajati Edukasi Masyarakat Lamteng Soal Empat Pilar Kebangsaan

Written By :

Category :

Berita, Daerah, DPR RI, Internal, Nasional, Pemerintah, Pemilu

Posted On :

Share This :

MAPS :

Lampung Tengah – Anggota Komisi IX DPR RI, Itet Tridjajati Sumarijanto mengedukasi masyarakat tentang empat pilar kebangsaan yang merupakan dasar membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Hal itu diungkapkan oleh Politisi PDI Perjuangan Itet saat sosialisasi 4 pilar kebangsaan di Desa Tempuran Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Minggu (9/7/2023).

Itet mengatakan, sosialisasi ini penting dilaksanakan dengan menjangkau wilayah pedesaan yang kurang terjangkau dan minim akses yang memadai terhadap informasi dan pemahaman tentang empat pilar kebangsaan ini.

Itet juga mengajak seluruh anak muda Indonesia untuk memiliki cita-cita yang sejalan dengan Pancasila, dasar negara Indonesia.

Dalam pandangannya, Itet menjelaskan bahwa cita-cita yang sesuai dengan Pancasila adalah cita-cita yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, seperti persatuan, keadilan, demokrasi, kedaulatan rakyat, dan kesejahteraan sosial.

“Saya meyakini bahwa anak muda sebagai penerus bangsa harus memiliki impian dan tujuan hidup yang tidak hanya menguntungkan diri sendiri, tetapi juga berkontribusi nyata bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia,”ungkapnya.

Selanjutnya, Itet memaparkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila dalam Pancasila. Pertama, Itet menggarisbawahi pentingnya Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai pondasi moral dan spiritual dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

“Pegang teguh prinsip ini, kita dapat hidup berdampingan dengan toleransi dan menghargai perbedaan,” katanya.

Kemudian, Itet melanjutkan dengan sila kedua, yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Itet menjelaskan bahwa setiap individu harus diperlakukan secara adil tanpa memandang suku, agama, ras, atau golongan. Keadilan sosial harus menjadi pijakan dalam setiap kebijakan dan tindakan yang diambil untuk mewujudkan kehidupan yang beradab bagi semua warga negara.

Itet juga membahas sila ketiga, Persatuan Indonesia. Itet menekankan bahwa persatuan merupakan modal utama dalam membangun bangsa yang kuat dan maju. Dalam hal ini, Itet mengajak semua anak muda untuk menghilangkan segala perpecahan dan berbagai bentuk konflik yang dapat mengancam keutuhan bangsa.

Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, menjadi fokus selanjutnya dalam paparan Itet. Itet menyoroti pentingnya partisipasi aktif anak muda dalam kegiatan politik dan demokrasi. Dalam sistem yang demokratis, suara rakyat harus didengar dan diwujudkan dalam kebijakan yang menguntungkan semua pihak.

“Terakhir, yaitu sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ayo anak muda untuk menjadi agen perubahan dalam menanggulangi kesenjangan sosial dan memastikan kesetaraan dan kesejahteraan dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Dan saya juga minta masyarakat untuk menggerakkan diri dan bergandengan tangan dalam membumikan nilai-nilai Pancasila secara nyata dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.

Acara ini dihadiri oleh dua narasumber utama yang sangat kompeten dalam bidangnya. Narasumber pertama adalah Oki Hajiansyah Wahab, akademisi dari Universitas Muhammadiyah Metro.

“Penerapan Pancasila di era digital, tentang memanfaatkan media sosial yang ada. Caranya adalah membagikan pesan – pesan di masyarakat melalui akun medsos yang ada, agar bisa diterima masyarakat luas, peranglah di media sosial dengan membumikan Pancasila secara luas di masyarakat,” ungkap Oki.

Narasumber kedua yaitu M. Habib Purnomo, Wakil Ketua Bidang Keagamaan dan Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa DPD PDI Perjuangan Provinsi Lampung.

M. Habib Purnomo menjelaskan pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama, menghormati perbedaan, dan membangun toleransi di masyarakat. Ia juga menyoroti pentingnya kepercayaan terhadap Tuhan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dan berkontribusi pada pembangunan bangsa.

M. Habib Purnomo menerangkan tentang sejarah lahirnya Pancasila 1 Juni 1945 yang dicetuskan Ir. Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia.

“Saya sebagai wakil ketua bidang agama di DPD PDI Perjuangan provinsi Lampung, bukan berbicara sebagai seorang muslim saja, namun semua agama kita naungi, walaupun, saat ini ada fihak yang membentur benturkan Pancasila dengan Agama, oleh karena itu kita harus mampu hidup saling hormat menghormati terhadap semua agama dan memegang toleransi dan berpegang teguh pada prinsip bhineka tunggal Ika”, ujarnya.

Setelah pemaparan dari kedua narasumber, dilakukan sesi tanya jawab yang diikuti dengan antusias oleh peserta. Para narasumber dengan sabar menjawab setiap pertanyaan dan memberikan penjelasan yang lebih mendalam. Diskusi yang terbuka dan harmonis ini menjadi momen berharga bagi masyarakat untuk saling bertukar pikiran dan pemahaman.(*)