Farah Nuriza : Pentingnya Cegah Stunting untuk Tingkatkan SDM Berkualitas

Written By :

Category :

Berita, Daerah

Posted On :

Share This :

MAPS :

Pesawaran – Pencegahan stunting dalam mengatasi permasalahan gizi di Indonesia penting untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk itu, stunting menjadi isu yang mendesak untuk diselesaikan karena berdampak di masa depan.

Demikian disampaikan Wakil Ketua KNPI Lampung Bidang Anak Jalanan dan Terlantar Farah Nuriza Amelia saat menjadi pembicara dalam acara sosialisasi tentang “Pentingnya Pencegahan Stunting Dalam Rangka Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas” di GSG Desa Banjar Negeri, Kecamatan Way Halim, Pesawaran, Selasa (15/8).

Hadir dalam kegiatan, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK YB Satya Nugraha, Asisten Deputi Bidang Gizi dan Pemkes Kemenko PMK Jelsi Natalia Marampa, Asisten Pemerintah dan Kesra Kabupaten Pesawaran Sunyoto, Ketua TP PKK Pesawaran Nanda Indira Dendi, Anggota DPRD Pesawaran F-PDIP Heti Yudizal Efendi, Kepala OPD, Camat, serta kader PKK Way Lima.

Mbak Farah – sapaan akrabnya – menyampaikan stunting yang merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat kekurangan gizi dalam waktu lama dapat mempengaruhi seluruh organ tubuh. “Banyak masyarakat mengalami stunting, dan ini sangat berpengaruh terhadap pembangunan SDM berkualitas dan berdaya saing,” kata Mbak Farah didepan peserta sosialisasi.

Menurutnya, stunting disebabkan faktor kurangnya pengetahuan soal gizi, faktor ekonomi, kebersihan personal, kesehatan lingkungan dan penyakit. “Stunting ini dapat mengganggu pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing,” kata Mbak Farah.

Sementara itu, Ketua TP-PKK Kabupaten Pesawaran, Nanda Indira Dendi mengatakan salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Pesawaran dalam mencegah stunting yaitu dengan menggalakkan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) yang diharapkan dapat lebih meningkatkan status gizi masyarakat, terutama untuk anak-anak usia dini.

“Semoga mengkonsumsi ikan ini dapat menambah asupan protein dan dapat meningkatkan status gizi, sehingga dapat menurunkan dan mencegah stunting di Kabupaten Pesawaran,” ucap Nanda.

Ia menyampaikan bahwa mengkonsumsi ikan sejak dini menjadi penting, karena banyaknya kandungan gizi pada ikan yang sangat baik untuk kecerdasan otak, pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurutnya Ikan merupakan bahan pangan yang sangat baik bagi tubuh manusia karena mengandung zat-zat seperti protein, mineral, asam amino dan omega 3 yang tinggi.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Pesawaran terutama kepada para orang tua yang memiliki anak usia dini, untuk lebih membiasakan buah hatinya mengkonsumsi ikan dan jangan terlalu sering dibiasakan anak-anak makan makanan siap saji,” himbaunya.

Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Jelsi Natalia Marampa mengatakan, angka stunting pada anak Indonesia telah menurun dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, Angka stunting Indonesia sebesar 21,6 persen.

“Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menargetkan angka stunting Indonesia pada tahun 2024 sebesar 14 persen. Maka dari itu, pemerintah terus gencarkan intervensi baik itu spesifik maupun sensitif,” jelasnya.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK YB Satya Nugraha mengatakan, berbagai inovasi juga telah dilakukan oleh berbagai daerah. Dengan menerapkan program Sinergitas Stakeholder dalam Mengatasi Stunting Berbasis Pencegahan (SIKAMASEAN) serta Sistem Informasi Stunting Berbasis Desa dan Kelurahan (SITUNDUAN)

“Oleh karena itu diharapkan komitmen semua pihak mulai dari pimpinan tertinggi di daerah yakni Bupati sampai kepala Desa/lurah serta didukung semua stakeholder. dengan komitmen yang tinggi dan pelibatan semua pihak untuk berperan dalam membantu pelaksanaan intervensi yang dilakukan baik intervensi spesifik maupun sensitive dan perlu dilakukan secara konvergen serta tepat sasaran,” jelasnya. (*).