Bandar Lampung – Sudin, S.E Ketua Komisi IV DPR RI adalah salah satu tokoh politik Lampung yang sukses berkarier di tingkat Nasional.
Ia adalah warga tionghoa pertama yang berhasil menduduki jabatan Ketua Komisi dari 11 jumlah Komisi di DPR RI, sebagai alat kelengkapan DPR.
Namun tidak banyak yang tahu bagaimana terjalnya jalan yang dilalui Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung itu, hingga bisa sampai di posisinya saat ini.
Pria humoris kelahiran Bandar Lampung 15 November 1964 itu mulai mengenal dunia politik pada tahun 1999. Diawali dari perkenalannya dengan Taufiq Kiemas suami dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri.
Sudin yang beragama Budha tertarik dengan PDI Perjuangan karena partai besutan Megawati Soekarno Putri ini sangat menghargai pluralisme. PDI Perjuangan tidak pernah menanyakan apa sukumu, agamamu, ras dan budayamu. Semuanya satu anak bangsa Indonesia.
“PDI Perjuangan adalah partai yang menjunjung pluralisme, menghargai adanya perbedaan di tengah kehidupan masyarakat yang majemuk. Siapa pun bisa diterima di partai ini. Makanya, saya memutuskan bergabung dengan PDI Perjuangan,”kata Sudin, Sabtu (25/03/2023).
Mantan bendahara DPD PDI Perjuangan Lampung 2009-2014 itu memulai debutnya di dunia politik pada tahun 2004. Ia mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan I, yakni Bandar Lampung, Lampung Selatan, Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus, Pesisir Barat, Lampung Barat dan Metro. Tapi gagal.
Gagal pada pemilu 2004 tidak membuat Sudin surut ketemu rakyat. Tidak membuatnya patah semangat. Kegagalannya ketika itu menjadi koreksi, merenungkan seluruh perjalanan politik yang sudah dilakukan untuk dijadikan sebagai bagian dari saripati perjuangan.
Sudin tidak pernah menggunakan politik uang, padahal sebagai pengusaha sukses, Sudin memiliki kemampuan melakukan itu.
Politik uang atau money politics menurutnya adalah uang sogok, memberikan suap kepada rakyat. Hal itu merendahkan harga diri rakyat, merendahkan martabat rakyat.
Tips suksesnya meraih simpati rakyat hanya tiga. Turun, turun, dan turun. Ia selalu turun dan bertemu dengan rakyat. Pada Pemilu 2009, Sudin akhirnya melenggang ke gedung Senayan, Jakarta.
Ia dilantik menjadi anggota DPR RI Periode petama tahun 2009-2014, dengan perolehan sebesar 45.294 suara. Sejak saat itu, karier politik Sudin semakin meroket.
Tiga periode ia diantarkan rakyat menjadi anggota DPR RI. Periode kedua masa bakti 2014-2019 dengan perolehan 64.008 suara, lalu Periode ke tiga masa bakti 2019-2024 dengan perolehan 72.542 suara.
Tiga kali Pemilu, mulai 2009, 2024, dan 2019, perolehan suara mantan Wakil Ketua Bidang Maritim DPD PDI Perjuangan Lampung itu terus mengalami peningkatan.
“Saya bersyukur akhirnya bisa menjadi anggota DPR RI, setelah sebelumnya pernah gagal pada Pemilu 2004. Saya adalah pribumi keturunan pertama asal Lampung yang masuk ke senayan,”kata Sudin.
Selama tiga periode di Senayan, Sudin berada di Komisi IV DPR RI, yang membidangi persoalan pangan, pertanian, kehutanan, lingkungan hidup, hingga perikanan dan kelautan.
Ia banyak memperjuangkan aspirasi rakyat, membantu Alsintan (alat mesin pertanian) dan alat tangkap ikan dalam upaya meningkatkan produktifitas petani dan nelayan. Melakukan bimbingan teknis dalam upaya meningkatkan SDM dan kesejahteraan rakyat, serta perbaikan lingkungan hidup.
“Rakyat harus kita bantu. Lampung punya semuanya. Pertanian, perkebunan, laut dan hutan. Turun, turun dan turun. Kita harus terus turun ketemu dan membantu rakyat,”kata Sudin.
Sebelum terjun ke pentas politik, Sudin berprofesi sebagai pengusaha. Besar di lingkungan keluarga pebisnis, Sudin sukses membangun kerajaan bisnisnya di bidang properti, wisata, dan tambang di Bali, Lombok, hingga Kalimantan.
Sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung, Sudin berikhtiar untuk memenangkan PDI Perjuangan di Lampung pada Pemilu 2024 mendatang, melebihi 20,42 persen perolehan suara pada pemilu 2019 lalu.
Sesuai perintah ketua Umum Megawati Soekarno Putri, seluruh kader harus turun ke basis massa, serta beradaptasi dengan modernisasi teknologi. Disiplin ideologi, disiplin organisasi, disiplin teori, disiplin gerakan dan disiplin tindakan. Rakyat adalah muara perjuangan partai.
“Hadir di berbagai komunitas masyarakat, turun ke basis-basis massa untuk mengetahui kehendak masyarakat. Sesuai dengan perintah DPP, harus turun ke rakyat membangun dari desa. Membangun komunikasi dengan seluruh elemen masyarakat. Itu terus kita lakukan,”kata Sudin. (DH Sihotang)