Bandar Lampung – Bakal Calon Gubernur Lampung (Cagub) Umar Ahmad berkomitmen memajukan Lampung dengan berlandaskan nilai-nilai yang bisa memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat jika dipercaya sebagai Gubernur Lampung.
Hal tersebut disampaikan Umar Ahmad saat jadi narasumber dalam acara podcast ‘Ngobrolin Pilkada’ (Ngopi) di studio Kupas Tuntas, Jalan Turi Raya, Gang Perintis, Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung, Rabu (15/5/2024).
Program Kupas Podcast itu dipandu langsung oleh CEO Kupas Tuntas Grup Donald Harris Sihotang, dalam kesempatan itu Donald Sihotang bertanya terkait motivasi dan tujuan Umar Ahmad mencalonkan diri sebagai Gubernur Lampung.
“Ini kan pak Umar ingin mencalonkan diri sebagai Gubernur apa yang dicari oleh pak Umar, kan sudah pernah menjadi Legislatif, menjadi bupati sudah pernah nah ini apa lagi yang di cari,” kata Donald Sihotang saat menyampaikan pertanyaan.
Menjawab hal tersebut Umar Ahmad mengatakan tujuan ia mencalonkan diri sebagai Gubernur Lampung karena ia ingin memberikan manfaat bagi masyafakat Lampung, selain itu ia ingin memajukan Lampung dengan nilai-nilai yang baik.
“Saya selalu berfikir kalau kita ini bisa memberikan maanfaat kenapa enggak, dan saya telah melalui proses perenungan kalau kira-kira saya jadi Gubernur apakah bisa memberikan manfaat untuk kemajuan Lampung yang kita cita-citakan ini,” kata Umar
“Jadi sama berangkatnya ada hal yang secara fundamental yang harus kita gerakkan untuk mendongkrak kemajuan di Lampung, karena saya punya pengalaman soal nilai di Tulang Bawang Barat dan saya terus menggali kenapa kita disebut Lampung,” sambungnya.
Umar mengatakan bahwa, nilai-nilai dan falsafah orang Lampung bisa menjadi pondasi awal untuk membawa kemajuan bagi Lampung, sebab kata dia Lampung bukan hanya milik satu suku tapi banyak suku yang lain.
“Ini yang harus menjadi pondasi awal iya karena kebetulan provinsi ini tadinya tempat yang kita sebut sebagai provinsi Lampung ini orang nya kan dari ribuan tahun lalu sudah ada migrasi kan, ada Cina, Bugis dan lainnya dateng,” jelasnya.
“Saya banyak membaca literasi orang Lampung memegang prinsip Piil Pesenggiri ,Bejuluk adek, Nemui Nyimah, Nengah Nyappur, Sakai Sambaian, jadi kalau megang prinsip ini berarti Lampung ini bukan hanya sebagai suku, bukan hanya sebagai tempat, tapi Lampung sebagai spirit,” tegasnya.
Sehingga kata dia nilai-nilai dan falsafah yang ada menjadikan Lampung bukan hanya sebagai suku dan bukan hanya sebagai tempat namun juga sebagai spirit untuk pulang ke masa depan karena nilai-nilai yang ada di dalamnya bersifat universal.
“Kemudian ini lah jalan kita menuju masa depan karena nilai-nilai yang dibawa ini bersifat universal, saya tidak sedang ngomong Lampung dalam konteks kesukuan, tetapi kita bicara Lampung sebagai konteks nilai dan persatuan,” imbuhnya.
Sehingga kata dia hal fundamental yang harus dimiliki untuk kemajuan Lampung yaitu harus adanya kesadaran bahwa Lampung punya nilai sehingga program yang dilakukan berdasarkan dengan nilai, misalnya falsafah nya nemui nyimah.
“Kalau masyarakat Lampung tidak nemui nyimah ya tidak bisa, karena nemui nyimah itu menghormati tamu mengagungkan tamu melayani dan sebagainya, kalau kita tidak punya ini bagaimana? sehingga orang harus tau sifat dasarnya ini,” pungkasnya. (*)